Sabtu, 22 Desember 2012

PUISI RENUNGAN JIWA

ANDRENS
 

SAAT SEJENAK MENOREH KE BELAKANG

Ruang itu.....
senang sedih tawa tangis dan perjuangan ada disana..
rasa yang tak terukir yang tidak dapat di ungkapkan
hanya dalam rangkaian huruf yang membentuk suatu kata
yang terangkai kemudian membentuk sebuah kalimat..

Rasa itu....
hanya satu kata yang tepat menggambarkannya yaitu keluarga..
menggambarkan sebuah persatuan tanpa dinding..

Keluarga itu...
yang membuat saya masih terus dapat berdiri tegar hingga detik ini..
membuat saya masih dapat menghirup nafas, walau sesak yang terasa..
yang membuat saya sampai di titik ini dan masih terus melangkah ke depan,
walau kerikil semakin membesarkan ukurannya..
yang memberikan semangat selalu untuk duduk di sini..

Mereka itu.....
yang membuat saya mampu menjadi saya..
yang membuat saya berani..
yang membuat saya kembali bersemangat ketika kelelahan merasuk di diri..
yang membuat saya kembali tersenyum ketika kesedihan melanda hidup..
yang memarahi saya ketika saya mulai mengeluh, namun tidak pernah lelah mendengarkan keluhan saya..
yang selalu mengingatkan saya di setiap langkah yang harus saya tempuh agar saya tidak tersesat..
yang mengajari saya menghadapi kejamnya dunia agar saya mampu bertahan hidup..
yang membuat saya merasa sangat tidak mampu mengecewakannya..

Dan.....
hanya karna ketulusan mereka ada..
hanya karna Yang Kuasa mereka ada..
hanya karna ruang, rasa, serta keluarga mereka ada..
hanya ini yang mampu saya tuliskan..
hanya karna mereka lah saya masih tetap bertahan..

Terimakasih...
satu kata yang mungkin tak mampu memberi arti..
satu ungkapan yang mungkin tak dapat mewakili..
telah memberikan semua kepada saya..
telah menjadikan semua seperti ini, tak ternilai dan tak terganti seluruh jasa..
telah menjadi keluarga bagi saya..

Sayang.....
enam huruf sejuta arti..
satu kata penuh makna..
persembahan dari hati..
untukmu keluarga……

SUNYI

Sunyi ini memaksaku untuk tetap terdiam
Keluh itu memaksaku untuk mendengarnya

Terpaku dalam hembusan angin yang hampa
Kemudian dalam gelapnya
Aku tetap tak bisa banyak berbuat

Mereka memaksaku untuk tetap tinggal
Terdiam dalam jalan ini
Mendengar segala hembusan

Telingaku tuli
Pikiranku kosong
Mulutku bisu
Tangan dan kakiku kaku
Kalian hanya memaksaku
Sekedar memaksaku
Tanpa ada hirauan atau sapaan

Tolak menolak tak terhirau
Masih terpaku
Terdiam
Diantara kalian

Sunyi …
 
 

MIMPI YANG HILANG

Terbuai dalam irama musik yang menggema
Menyebar ke dalam sukma
Mengingatkan kembali akan sebuah masa
Masa yang dulu penuh asa
Walau kisah silam penuh dengan Ankara
Semuanya terasa indah dalam jiwa
Menjadi sebuah cahaya
Namun semuanya sirna
Tak ada harapan yang tersisa
tak ada nada yang tercipta
lukisan rindu tak lagi ada
semuanya menjadi hampa
 

KADO ULANG TAHUNKU

Kenapa hari ini beda
ku lihat kalender di dinding
Tiada yang berbeda
Semua hanya deretan angka
Berwarna merah dan hitam

Dengan bergambar laut biru
Aku tetap termenung
Jauh menatap birunya laut
Itu gambar yang nyata

Pintuku terketuk
Anganku buyar entah kemana
Sebuah bibir tersenyum
Mengulurkan tangannya padaku

“SELAMAT ULANG TAHUN”

Katanya pada ku....

~ Haries Budjana ~

 
 

2 komentar: